Banyak orang berpikir bahwa membeli rumah hanya soal menyiapkan uang muka (DP) dan cicilan bulanan. Padahal, di luar harga jual rumah, ada sejumlah biaya tambahan yang wajib diperhitungkan agar proses pembelian berjalan lancar dan tidak menimbulkan beban keuangan di kemudian hari.
Baca Juga: Pesona Prima 8 Rajamandala, Rumah Subsidi dengan Fasilitas Terbaik di Kabupaten Bandung
Memahami biaya tambahan ini penting, terutama bagi kamu yang baru pertama kali membeli rumah. Dengan perencanaan matang, kamu bisa memperkirakan total dana yang benar-benar dibutuhkan dan menghindari kejutan tak terduga saat proses akad atau serah terima.
Mengapa Harus Memperhitungkan Biaya Tambahan?

Saat membeli rumah, biaya tambahan adalah bagian dari total biaya kepemilikan properti (total cost of ownership).
Sering kali, calon pembeli hanya fokus pada harga yang tertera di brosur tanpa memperhitungkan biaya administrasi, pajak, hingga notaris. Akibatnya, banyak yang merasa dana mereka “kurang” di tahap akhir pembelian.
Dengan memperkirakan biaya tambahan sejak awal, kamu akan:
-
Memiliki gambaran realistis mengenai total pengeluaran.
-
Bisa menyiapkan dana cadangan yang cukup.
-
Menghindari risiko tertundanya proses akad atau serah terima rumah.
Jenis-Jenis Biaya Tambahan Saat Membeli Rumah

Berikut beberapa komponen biaya tambahan yang paling umum dalam transaksi properti di Indonesia:
1. Biaya Pajak Pembelian Rumah
Pajak merupakan komponen penting dalam setiap transaksi jual beli properti. Ada dua jenis pajak utama yang perlu diketahui:
-
BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)
Pajak ini dibayarkan oleh pembeli dan besarnya 5% dari nilai transaksi atau NJOP, dikurangi batas tidak kena pajak yang ditetapkan pemerintah daerah.
Contoh: Jika kamu membeli rumah seharga Rp500 juta dan batas tidak kena pajak Rp60 juta, maka BPHTB = 5% × (Rp500 juta – Rp60 juta) = Rp22 juta. -
PPh (Pajak Penghasilan) Penjual
Pajak ini sebenarnya dibayar oleh penjual sebesar 2,5% dari harga jual rumah, namun kadang bisa dibebankan kepada pembeli sesuai kesepakatan.
2. Biaya Notaris dan Balik Nama
Setiap transaksi jual beli rumah harus dilakukan secara resmi di hadapan notaris atau PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah). Biaya jasa notaris mencakup:
-
Pembuatan Akta Jual Beli (AJB)
-
Pengurusan sertifikat Hak Milik atau Hak Guna Bangunan (HGB)
-
Balik nama sertifikat ke atas nama pembeli
Biayanya bervariasi, namun biasanya berkisar antara 0,5% hingga 1% dari nilai transaksi, tergantung kompleksitas dan lokasi properti.
3. Biaya Administrasi KPR atau Pembiayaan
Bagi kamu yang membeli rumah dengan sistem kredit, bank atau lembaga pembiayaan akan mengenakan biaya administrasi dan appraisal (penilaian properti).
Komponen ini meliputi:
-
Biaya administrasi bank (sekitar Rp500 ribu – Rp2 juta)
-
Biaya penilaian properti (appraisal) (sekitar Rp1 juta – Rp3 juta)
-
Biaya asuransi jiwa dan kebakaran (sekitar 1% dari nilai pinjaman)
Jika kamu membeli rumah melalui pembiayaan syariah seperti di Cluster Grove Pesona Prima 8 Banjaran, sistemnya lebih transparan. Semua biaya dijelaskan sejak awal tanpa bunga dan tanpa penalti jika terjadi pelunasan lebih cepat.
4. Biaya Provisi atau Margin
Pada sistem pembiayaan konvensional, terdapat biaya provisi, biasanya sekitar 1% dari total pinjaman. Ini adalah biaya jasa atas persetujuan kredit.
Sedangkan pada sistem syariah, biaya provisi diganti dengan margin keuntungan tetap, yang disepakati di awal tanpa bunga berbunga.
Model seperti ini banyak dipilih karena lebih stabil dan sesuai dengan prinsip keuangan Islami.
Baca Juga: Perbandingan Beli Rumah Baru vs Second: Mana yang Lebih Tepat untuk Kamu?
5. Biaya Serah Terima dan Pemeliharaan Awal
Setelah rumah selesai dibangun, pengembang biasanya mengenakan biaya serah terima dan pemeliharaan lingkungan awal, seperti:
-
Pemasangan listrik dan air
-
Kebersihan kawasan
-
Perawatan fasilitas umum di perumahan
Jumlahnya bervariasi tergantung pengembang, tapi rata-rata berkisar Rp3 juta–Rp10 juta.
Di Cluster Grove Pesona Prima 8 Banjaran, biaya seperti ini biasanya sudah diinformasikan secara transparan sejak awal pembelian, sehingga pembeli tidak perlu khawatir dengan biaya tersembunyi.
6. Biaya Renovasi Ringan atau Interior
Setelah rumah diserahkan, kamu mungkin ingin melakukan sedikit renovasi, seperti menambah kanopi, pagar, atau mempercantik interior. Meskipun bukan bagian dari transaksi resmi, ini tetap tergolong biaya tambahan pasca pembelian yang sebaiknya kamu siapkan di awal.
Anggaran renovasi ringan umumnya sekitar 3–5% dari harga rumah, tergantung tingkat perubahan yang diinginkan.
Contoh Simulasi Biaya Tambahan

Agar lebih mudah dipahami, berikut contoh simulasi pembelian rumah seharga Rp500 juta:
| Komponen | Perkiraan Biaya |
|---|---|
| BPHTB (5%) | Rp22.000.000 |
| Notaris & Balik Nama (0,8%) | Rp4.000.000 |
| Administrasi & Appraisal | Rp2.000.000 |
| Asuransi & Provisi | Rp3.000.000 |
| Serah Terima & Pemeliharaan Awal | Rp5.000.000 |
| Renovasi Ringan | Rp15.000.000 |
| Total Biaya Tambahan | Rp51.000.000 |
Jadi, walau harga rumah Rp500 juta, kamu perlu menyiapkan total dana sekitar Rp550 juta untuk menutupi semua biaya tambahan dengan aman.
Tips Menghemat Biaya Tambahan Saat Beli Rumah
1. Pilih pengembang dengan sistem transparan
Hindari pengembang yang tidak mencantumkan rincian biaya dengan jelas. Di proyek seperti Cluster Grove Pesona Prima 8 Banjaran, semua biaya sudah dijelaskan di awal agar pembeli bisa memperkirakan total kebutuhan dana.
2. Gunakan pembiayaan syariah
Sistem syariah cenderung lebih efisien karena tidak mengenakan bunga, denda, atau penalti. Margin yang disepakati di awal membuat cicilan lebih pasti dan mudah diatur.
3. Negosiasikan biaya dengan bank atau notaris
Beberapa lembaga keuangan atau notaris bersedia memberi potongan biaya jika kamu melakukan seluruh proses secara terintegrasi dengan pengembang.
4. Siapkan dana cadangan minimal 10% dari harga rumah
Untuk berjaga-jaga terhadap kenaikan pajak, biaya administrasi tambahan, atau kebutuhan renovasi kecil setelah rumah jadi.
Membeli rumah memang memerlukan perencanaan yang matang, bukan hanya menyiapkan uang muka dan cicilan, tapi juga memperhitungkan biaya tambahan yang sering terlewat.
Lihat Juga Video Akad Rumah Subsidi Bandung dari Kreasi Prima Land
Mulai dari pajak, notaris, administrasi, hingga pemeliharaan awal, semua komponen ini bisa memengaruhi total biaya pembelian. Dengan memahami dan menghitungnya sejak awal, kamu bisa membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan terhindar dari beban tak terduga.
Bagi kamu yang sedang mencari rumah di Bandung, terutama di kawasan berkembang seperti Banjaran, Cluster Grove Pesona Prima 8 Banjaran menawarkan sistem pembelian yang jelas dan transparan — lengkap dengan skema pembiayaan syariah tanpa riba, tanpa penalti, dan tanpa biaya tersembunyi.
Kunjungi kreasiprimaland.com untuk melihat detail unit, promo terbaru, dan panduan lengkap membeli rumah dengan aman dan nyaman.

