Makna Hari Raya Idul Qurban Bagi Umat Islam

Selain Hari Raya Idul Fitri, umat Islam juga menantikan Hari Raya Idul Qurban yang tahun ini jatuh pada tanggal 17 Juni 2024. Selain melaksanakan sholat Idul Adha, kebanyakan orang juga akan melakukan yang namanya penyembelihan hewan qurban, seperti sapi atau kambing. Di sini, Anda akan

Baca Juga: Pesona Prima 7 Rajamandala, Rumah Subsidi dengan Fasilitas Terbaik di Bandung

Hari Raya Idul Qurban

Idul Adha pastinya identik dengan yang namanya ibadah qurban. Lalu, dari mana asalnya kata Idul Adha tersebut? Idul Adha berasal dari dua suku kata, yakni ‘id dan adha. ‘id diambil dari kata ‘aada-ya’uudu yang memiliki arti menjenguk, menengok atau kembali. Sedangkan adha berarti qurban.

Dalam hal ini, kata ‘id diartikan sebagai suatu kejadian yang terjadi berulang setiap tahunnya, yaitu hari raya umat Islam. Pada hari ini, umat Islam berbondong-bondong untuk melakukan ibadah qurban karena hal ini merupakan sebagian dari syariat keagamaan yang bisa dijumpai dalam beberapa surah di Al-Qur’an, misalnya seperti di QS. Al Hajj:34.

Disamping dalil yang sudah diberikan, ibadah qurban sendiri memberikan makna yang sakral dan menjadi aktivitas yang sublim, sehingga kehadirannya tidak hanya semata untuk menjalankan ajaran keagamaan yang sudah diturunkan. Apalagi kisah dibelakang terjadinya ibadah qurban juga sarat akan makna. Berikut ini penjelasan lengkapnya!

Makna Syariat Qurban

Makna Hari Raya Idul Qurban Bagi Umat Islam

Sebagian umat Islam pastinya sudah mengetahui makna yang tersirat dalam pelaksanaan ibadah qurban. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari ibadah satu ini. Untuk mengetahui secara jelas mengenai makna syariatnya, simak beberapa penjelasan di bawah ini dengan seksama!

1. Mencurahkan Cinta Kepada Allah Subhanahuwata’ala

Makna syariat Qurban yang pertama yakni sebagai salah satu cara mencurahkan cinta kepada Sang Pencipta, yaitu Allah Azza Wa Jalla. Rahmat yang Allah Subhanahuwata’ala berikan kepada hambanya tidak terhitung jumlahnya dan tiada hentinya serta tidak bisa dinilai dengan apapun yang ada di bumi maupun langit.

Oleh karena itu, berqurban bisa dijadikan sebagai bentuk mencurahkan rasa cinta yang mendalam pada diri orang yang berqurban kepada Allah Subhanahuwata’ala Hal ini tercantum di Surah Al Kautsar ayat 1 – 2 yang memiliki arti “Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah qurban.”

2. Mengorbankan Sifat Negatif Dalam Diri

Manusia memang bukan makhluk yang sempurna dan menjadi tempat dimana sifat negatif yang dibenci oleh Allah Subhanahuwata’ala ada, seperti egois, rakus, serakah, serta egois. Untuk mengurangi hal tersebut, qurban bisa dijadikan sebagai bentuk solidaritas sosial yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim pada waktu itu.

Dia rela menyembelih putra kesayangannya karena diperintahkan oleh Allah Subhanahuwata’ala Hal itu membuktikan rasa cintanya kepada Pencipta-Nya dan meyakini bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik-Nya. Jadi, tidak ada kuasa bagi kita untuk menahan apa yang memang bukan milik kita selamanya.

3. Bersedekah

Seperti yang sudah Anda ketahui jika perintah berqurban diperuntukan bagi mereka yang mampu serta memiliki kelebihan rezeki. Lalu, mereka membagikan daging qurbannya kepada kaum miskin dan dhuafa yang lebih membutuhkan. Cara ini merupakan bentuk komunikasi sosial agar sesama manusia bisa saling membantu.

Dengan begitu, ikatan solidaritas sosial antar masyarakat akan semakin meningkat, sehingga sikap tolong-menolong yang ada pada diri mereka bisa bangkit. Selain itu, dengan berbagi, Anda secara langsung dapat mengurangi kesenjangan sosial serta menjaga kehidupan yang harmonis sesama warga.

4. Menjadi Saksi Amal di Hari Kiamat

Selama di bumi, semua manusia berlomba-lomba mendapatkan ridho, pahala, dan barokah hidup untuk bekal di hari akhir serta akhirat nanti. Ada banyak jalan yang bisa Anda tempuh untuk mendapatkan itu semua, salah satunya yakni dengan melaksanakan ibadah qurban.

Nantinya, hewan qurban yang sudah Anda qurbankan akan menjadi saksi amal ibadah di hari kiamat. Hewan-hewan tersebut berwujud amal kebaikan yang siap menyelamatkan nasib tuanya. Hal ini seperti yang sudah dicantumkan pada Hadist Riwayat Ibnu Majah No.3117.

5. Menerima Balasan Berupa Pahala dan Kebaikan

Makna syariat Hari Raya Idul Qurban selanjutnya yakni bisa memberikan pahala dan kebaikan yang berlimpah. Bahkan, dapat dibilang jika balasan pahala yang akan diterima tidak terhitung jumlahnya karena setiap bulu hewan yang dijadikan qurban mengandung satu pahala dan kebaikan.

Hal ini tercantum dalam Hadist Riwayat Ibnu Majah dalam Sunannya No.3127. Oleh karena itu, jangan ragu untuk melakukan ibadah qurban jika Anda memang berkecupan dan mampu untuk melakukannya, karena akan ada banyak pahala juga kebaikan yang siap diberikan oleh Allah Subhanahuwata’ala.

Syarat Hewan Qurban

Setelah mengetahui makna syariat Idul Qurban, apakah Anda ingin melakukan ibadah qurban di tahun ini? Jika iya, ketahui terlebih dahulu syarat-syarat hewan yang diperbolehkan untuk dijadikan sebagai qurban. Pertama, harus hewan ternak, seperti kambing, kerbau, unta, dan sapi.

Kedua, usia hewan harus cukup. Ini menjadi hal yang sangat wajib untuk diperhatikan bagi orang yang ingin berqurban. Ketiga, hewan yang hendak dikurbankan tidak boleh cacat. Keempat, bukan merupakan hewan yang memakan najis, seperti kotorannya sendiri karena bisa menyebarkan penyakit.

Jika semua persyaratan di atas sudah terpenuhi, Anda siap menjalankan ibadah qurban dan memperoleh pahala serta kebaikan dari Allah Subhanahuwata’ala.

Lihat Juga Video Akad Rumah Subsidi Bandung dari Kreasi Prima Land

Demikianlah informasi mengenai Hari Raya Idul Qurban yang terjadi di bulan Dzulhijjah. Makna di balik hari tersebut sangatlah berarti bagi seluruh umat Islam. Jika Anda mampu dan berkecukupan, alangkah baiknya melakukan ibadah qurban untuk mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlimpah dari Allah Subhanahuwata’ala.