Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar pasar tradisional? Banyak orang yang memiliki pendapat kalau pasar tradisional adalah tempat yang sesak, becek, dan panas. Kendati demikian, banyak yang senang berkunjung ke pasar tradisional karena dapat menjumpai dagangan yang susah dijumpai di pasar modern, contohnya jajanan tradisional.
Pasar tradisional adalah sebuah tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung yang melakukan sebuah transaksi jual-beli. Harga barang yang tergolong murah, bisa tawar-menawar, dan jenis barangnya bervariatif, membuat masih banyak masyarakat membeli kebutuhan sehari-harinya di pasar tradisional.
Pasar Tradisional Rajamandala / Pasar Rajamandala merupakan pasar yang berada di kecamatan cipatat kabupaten Bandung Barat (KBB). Pasar Ini Berlokasi Di Jalan Nasional III Bandung – Cianjur dekat dengan Perumahan Subsidi Pesona Prima 7 Rajamandala Hanya berjarak 650 meter serta Polsek Cipatat, dan Kantor Desa Rajamandala Kulon.
Pasar Rajamandala dibagi menjadi dua lokasi. Biasanya warga menyebut Pasar Saguling yang berada tepat di pintu masuk PLTA Saguling dan Pasar Rajamandala yang berada di sepanjang jalan menuju Cianjur.
Pasar yang menurut warga Pasar Saguling memang tidak buka setiap hari. Dalam satu minggu hanya tiga hari Pasar Rajamandala akan ramai, yaitu Senin, Rabu dan Jum’at. Sementara yang menurut warga Pasar Rajamandala, buka setiap setiap hari.
Pasar Rajamandala ini selalu ramai sehingga menimbulkan kepadatan di jalan raya Nasional Bandung-Cianjur. Kepadatan ini disebabkan aktivitas Pasar Tradisional Rajamandala Kulon, di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Pasar Rajamandala ini dikelola oleh Pemerintah Desa (PemDes) Rajamandala Kulon pengelolaan Pasar Rajamandala tak lagi di Disperindag Bandung Barat, terhitung sejak September 2021 lalu
Sejumlah pedagang pasar yang berada di badan jalan membuat pembeli memenuhi Jalan Nasional Bandung-Cianjur sehingga memicu sendatan.
Jalan Raya Cipatat adalah jalan yang menghubungkan Padalarang dan Rajamandala. Jarak Padalarang ke Rajamandala sekitar 18 kilometer. Rute Pasar Tagog Padalarang-Rajamandala dan sebaliknya dilayani oleh angkot berwarna kuning bertuliskan Raja.
Angkot kuning yang pagi itu sempat terlihat ngacir di sepanjang Jalan Raya Cipatat – Rajamandala. Tatkala mendekati Pasar Rajamandala, angkot itu langsung melambat. Antrean kendaraan, baik yang mengarah ke Cianjur dan yang mengarah ke Padalarang mengular di depan Pasar Rajamandala pagi itu. Titik pusat kemacetannya persis di persimpangan Jalan Raya Rajamandala dan Jalan Ciburahol, yang menuju TPA Sarimukti.
Salah satu yang khas di jalur Padalarang-Rajamandala, terutama di daerah Cipatat, yaitu jejeran kios yang menjajakan peuyeum atau tape dari ketela pohon. Selain itu, ada pula kios-kios basajan di sisi kiri dan sisi kanan jalan yang menjajakan buah alkesa (Pouteria campechiana). Penduduk setempat kerap menyebutnya sebagai sawo walanda atau alkesa atau campoleh. Alkesa mentah berwarna hijau. Adapun yang matang berwarna kuning. Di daerah Cipatat, alkesa dijual dalam bentuk ikatan. Per ikat dijual antara Rp15.000 – Rp20.000 Satu ikat terdiri dari 10-12 buah alkesa.
Perlu Diketahui Pasar Rajamandala berada Sangat Dekat dengan Perumahan Subsidi Pesona Prima 7 Rajamandala hanya 650m. Hunian subsidi ini merupakan bagian dari program pemerintah agar masyarakat dapat membeli rumah dengan harga dan cicilan yang ringan.
Pesona Prima 7 Rajamandala Rumah Subsidi Nyaman, Lokasi Strategis di Jalan Raya Nasional III Bandung-Cianjur, Sertifikat SHM dengan Harga Terjangkau
Pesona Prima 7 Rajamandala Hadir dengan desain kekinian double dinding, bisa parkir mobil di teras rumah dan dua kamar tidur.
Brosur Pesona Prima 7 Rajamandala
Hubungi Kami Sekarang Juga, Buruan Jangan Sampai Kehabisan !!!
0813-1313-4877
Perumahan subsidi ini juga berada di lokasi strategis dengan akses transportasi yang mudah menuju jalan tol cipatat, Jalan Tol Padalarang, sekolah, hingga tempat wisata Plta Saguling, situ ciburuy, wana wisata pokland, Jembatan Rajamandala, sanghyang heuleut, sanghyang kenit, sanghyang poek, Cikahuripan “Green Canyon” Saguling dan masih banyak lainnya.
